Skala Likert adalah metode pengukuran sikap atau pendapat yang umum digunakan dalam penelitian sosial. Metode ini ditemukan oleh Rensis Likert pada awal tahun 1930-an dan sering digunakan untuk mengukur variabel seperti kesiapan, kepuasan, dan penilaian. Skala Likert terdiri dari pernyataan yang dihimpun dalam bentuk kuesioner dan diberikan nilai dalam rentang tertentu. Dalam artikel ini, kita akan membahas pengertian Skala Likert secara lengkap dalam bahasa Indonesia yang mudah dipahami.
Pengertian Skala Likert
Pengertian skala Likert adalah salah satu jenis skala pengukuran sikap atau opini yang sangat populer dan sering digunakan dalam penelitian sosial maupun bisnis. Skala ini pertama kali diperkenalkan oleh seorang ahli psikologi sosial bernama Rensis Likert pada tahun 1932.
Skala Likert dimaksudkan untuk mengukur pemikiran dan sikap seseorang terhadap suatu topik atau isu tertentu. Skala ini menggunakan pilihan jawaban dengan rentang nilai berbeda-beda, biasanya dari 1 sampai 5 atau dari 1 sampai 7. Responden diminta untuk menunjukkan tingkat persetujuan atau ketidaksetujuannya terhadap pernyataan yang diberikan.
Di bawah ini adalah beberapa subtopik yang dapat membantu untuk memahami lebih dalam mengenai pengertian skala Likert dan bagaimana cara menggunakannya dalam penelitian atau survei.
1. Jenis-jenis Skala Likert
Salah satu jenis skala Likert yang paling umum adalah skala Likert dengan pilihan jawaban 5 atau 7. Ada juga skala Likert dengan pilihan jawaban yang lebih rendah, seperti 3 atau 4. Selain itu, terdapat juga skala yang menggabungkan skala Likert dengan metode pengukuran lainnya, seperti skala interval.
2. Keuntungan Penggunaan Skala Likert
Penggunaan skala Likert memungkinkan peneliti untuk mengukur sikap responden secara lebih akurat dibandingkan dengan metode pengukuran lainnya. Pilihan jawaban skala Likert yang terstruktur dan jelas memudahkan responden dalam menentukan jawaban yang sesuai.
3. Batasan Penggunaan Skala Likert
Meskipun penggunaan skala Likert sangat populer, ada beberapa batasan yang perlu diketahui. Salah satunya adalah bahwa skala ini hanya dapat mengukur sikap, bukan perilaku yang faktual. Selain itu, skala ini juga terkadang dapat menimbulkan bias atau kesalahan tergantung pada pertanyaan yang diajukan dan cara menjawab responden.
4. Cara Membuat Pertanyaan Dalam Skala Likert
Pertanyaan dalam skala Likert harus dirancang dengan jelas, objektif, dan mudah dipahami oleh responden. Sebaiknya pertanyaan dikemas dalam bentuk pernyataan positif dan negatif yang seimbang, serta tidak terlalu panjang atau rumit.
5. Cara Menilai Hasil dari Skala Likert
Untuk menilai hasil dari skala Likert, peneliti dapat menggunakan teknik statistik sederhana seperti mean, standar deviasi, dan analisis frekuensi. Dengan menggunakan teknik tersebut, peneliti dapat memahami distribusi jawaban responden dan mengevaluasi signifikansi hasil dari survei tersebut.
6. Kelebihan Hasil Penelitian Dengan Skala Likert
Hasil penelitian dengan skala Likert dapat memberikan informasi yang berguna bagi peneliti dan pengambil keputusan dalam mengembangkan kebijakan, merencanakan program, atau meningkatkan kualitas produk atau layanan.
7. Contoh Penggunaan Skala Likert Dalam Penelitian
Skala Likert digunakan dalam beragam penelitian, mulai dari penelitian akademik, penilaian kinerja karyawan, hingga survei kepuasan pelanggan atau pengguna produk atau layanan.
8. Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Dari Skala Likert
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hasil dari skala Likert antara lain adalah jenis pertanyaan yang diajukan, jumlah responden, dan karakteristik populasi yang diteliti.
9. Skala Likert dalam Penilaian Kinerja Karyawan
Dalam penilaian kinerja karyawan, skala Likert digunakan untuk mengukur berbagai faktor seperti produktivitas, kualitas pekerjaan, keterampilan interpersonal, dan loyalitas terhadap perusahaan.
10. Skala Likert dalam Survei Kepuasan Pelanggan
Skala Likert juga sering digunakan dalam survei kepuasan pelanggan atau pengguna produk atau layanan. Survei ini bertujuan untuk memperoleh masukan dari pelanggan mengenai produk atau layanan yang ditawarkan dan mengevaluasi tingkat kepuasan pelanggan atas produk atau layanan tersebut.
Bagaimana Skala Likert Dikembangkan?
Skala Likert digunakan untuk mengukur persepsi, sikap, dan pandangan orang terhadap suatu topik tertentu. Skala ini dikembangkan oleh seorang psikolog sosial bernama Rensis Likert pada tahun 1932. Skala Likert sering digunakan dalam penelitian ilmiah dan survei untuk mengumpulkan data.
Berikut adalah beberapa informasi yang perlu Anda ketahui tentang pengembangan Skala Likert:
1. Konsep Dasar
Skala Likert dikembangkan berdasarkan konsep bahwa pandangan dan sikap dapat diukur dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang terkait. Pertanyaan-pertanyaan tersebut kemudian dinilai oleh responden menggunakan skala yang telah ditentukan.
2. Uji Coba Awal
Pada awalnya, Skala Likert diuji coba pada sekelompok mahasiswa dengan memberikan pertanyaan tentang pandangan mereka tentang departemen psikologi di kampus mereka. Survey tersebut kemudian dianalisis untuk menentukan efektivitas Skala Likert.
3. Pengembangan Pertama
Likert menggunakan hasil uji coba awal tersebut untuk mengembangkan Skala Likert dalam pengukuran sikap terhadap perusahaan. Data-data diperoleh dari karyawan perusahaan dan analisis dilakukan untuk menentukan faktor-faktor terkait pengukuran sikap karyawan.
4. Skala Likert Bertingkat
Skala Likert yang dikembangkan oleh Likert menggunakan 5 tingkat penilaian, yaitu Sangat Setuju, Setuju, Netral, Tidak Setuju, dan Sangat Tidak Setuju. Skala ini masih digunakan sampai saat ini.
5. Pemanfaatan Skala Likert
Skala Likert banyak dipakai dalam penelitian dan survei di berbagai bidang, seperti pemasaran, kesehatan, psikologi, dan pendidikan. Hasil yang diperoleh sangat berguna dalam menentukan kebijakan atau strategi di berbagai bidang tersebut.
6. Validitas dan Reliabilitas
Untuk memastikan hasil yang akurat, Skala Likert harus memenuhi validitas dan reliabilitas. Validitas berarti bahwa instrumen tersebut tepat mengukur apa yang ingin diukur, sedangkan reliabilitas berarti instrumen tersebut dapat diandalkan.
7. Proses Pengukuran
Responden diminta untuk menunjukkan sejauh mana mereka setuju atau tidak setuju dengan sebuah pernyataan atau pernyataan-penyataan tertentu. Responden akan memberikan jawaban berdasarkan skala Likert (biasanya 5 tingkat penilaian).
8. Pengolahan Data Skala Likert
Data yang diperoleh dari Skala Likert dapat dianalisis dengan berbagai metode analisis, seperti uji t, uji Anova, dan korelasi. Analisis tersebut bertujuan untuk memberikan informasi dan pemahaman tentang sikap dan pandangan responden.
9. Kelebihan Skala Likert
Salah satu kelebihan Skala Likert adalah kemampuannya untuk menggambarkan perbedaan antar variabel yang diamati. Skala ini juga fleksibel dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan.
10. Kekurangan Skala Likert
Beberapa kekurangan Skala Likert antara lain sensitivitas terhadap preferensi atau bias, serta keakuratan jawaban responden yang tergantung pada persepsi penggunaan skala. Namun, kekurangan ini dapat dikurangi melalui perancangan survei dan pengembangan instrumen yang tepat.
I. Apa itu Skala Likert
II. Kelebihan dan Kekurangan Skala Likert
III. Cara Menggunakan Skala Likert
A. Menentukan Variabel Penelitian
B. Menentukan Jumlah Item Pertanyaan
C. Menentukan Jumlah Interval pada Skala
D. Menentukan Bobot pada Setiap Interval
E. Membuat Daftar Pertanyaan pada Skala Likert
IV. Contoh Penggunaan Skala Likert
V. Kesimpulan
III. Cara Menggunakan Skala Likert
Skala Likert merupakan salah satu alat pengukuran yang dapat digunakan untuk mendapatkan data dari responden dalam sebuah penelitian. Cara penggunaannya cukup sederhana, namun harus dilakukan dengan hati-hati dan tepat agar hasil yang diperoleh valid dan akurat. Berikut adalah beberapa tahapan yang harus dilakukan ketika menggunakan skala Likert:
A. Menentukan Variabel Penelitian
Sebelum memulai penggunaan skala Likert, terlebih dahulu harus ditentukan variabel penelitian yang ingin diukur. Variabel penelitian bisa berupa apapun, seperti kepuasan pelanggan terhadap produk atau kinerja karyawan terhadap pimpinan. Kepastian variabel penelitian ini sebaiknya ditentukan sejak awal agar datanya nanti dapat dilakukan analisis yang benar.
B. Menentukan Jumlah Item Pertanyaan
Setelah variabel penelitian ditentukan, langkah selanjutnya adalah menentukan jumlah item pertanyaan yang akan digunakan pada skala Likert. Items pertanyaan ini yang akan diisi oleh responden. Jumlah item pertanyaan dapat bervariasi tergantung pada variabel penelitian yang ingin diukur.
C. Menentukan Jumlah Interval pada Skala
Interval pada skala Likert terdiri dari 5 hingga 7 pilihan yang menggambarkan kondisi atau pernyataan tertentu. Jumlah interval pada skala akan mempengaruhi jumlah pembagian data yang akurat. Jika interval terlalu sedikit, maka data yang dihasilkan kurang valid. Sedangkan jika terlalu banyak, bisa membuat responden merasa kesulitan dan hasil data kurang reliabel.
D. Menentukan Bobot pada Setiap Interval
Bobot pada setiap interval pada skala Likert berguna untuk menentukan seberapa besar jawaban responden pada sebuah pertanyaan. Setiap interval memiliki bobot yang berbeda-beda, tergantung pada pilihan interval mana yang dianggap paling sesuai. Sebagai contoh, interval dengan bobot 5 yaitu “Sangat Setuju”; interval dengan bobot 4 yaitu “Setuju”; interval dengan bobot 3 yaitu “Netral”; interval dengan bobot 2 yaitu “Tidak Setuju”; interval dengan bobot 1 yaitu “Sangat Tidak Setuju”.
E. Membuat Daftar Pertanyaan pada Skala Likert
Setelah variabel penelitian, jumlah item pertanyaan, interval pada skala dan bobot pada setiap interval ditentukan, langkah terakhir adalah membuat daftar pertanyaan pada skala Likert. Daftar pertanyaan ini harus terstruktur secara logis dan sesuai dengan variabel penelitian yang ditentukan. Pertanyaan harus jelas, tidak ambigu dan mudah dimengerti oleh responden.
Setelah semua tahapan di atas dilakukan dengan benar, maka skala Likert siap digunakan untuk mendapatkan data dari responden. Dengan data yang valid dan akurat, maka hasil analisis penelitian akan menghasilkan kesimpulan yang lebih mengena dan bermanfaat bagi pengembangan penelitian selanjutnya.
Berikut adalah contoh tabel penggunaan skala Likert pada penelitian kepuasan pelanggan terhadap sebuah produk:
Pertanyaan | Sangat tidak puas | Tidak puas | Cukup puas | Puas | Sangat puas |
---|---|---|---|---|---|
Apakah Anda puas dengan kualitas produk? | 1 | 2 | 3 | 4 | 5 |
Apakah Anda puas dengan harga produk? | 1 | 2 | 3 | 4 | 5 |
Apakah Anda puas dengan layanan purna jual produk? | 1 | 2 | 3 | 4 | 5 |
Tabel ini menggambarkan bahwa responden dapat menilai puas atau tidak puas untuk tiga bagian penting dalam sebuah produk: kualitas produk, harga produk, dan layanan purna jual produk. Responden dapat memilih opsi dengan jawaban antara “Sangat tidak puas” sampai “Sangat puas” dengan nilai bobot untuk masing-masing interval. Data yang diperoleh dapat diolah lebih lanjut untuk memperoleh informasi yang lebih detail dan akurat dari kepuasan pelanggan terhadap produk tersebut.
Terima Kasih Sudah Membaca
Nah, itulah pengertian skala likert yang bisa saya sampaikan dengan bahasa yang ringan dan mudah dipahami. Dengan memahami skala ini, kamu bisa menggunakan tool survey dengan lebih mudah dan efektif. Kembali lagi ya ke website ini untuk memperoleh informasi-informasi menarik lainnya. Sampai jumpa lagi!