Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah kondisi yang terjadi ketika tekanan darah dalam arteri Anda meningkat secara terus-menerus. Menurut definisi dari organisasi kesehatan dunia atau WHO, hipertensi adalah ketika tekanan darah di atas 140 mmHg untuk tekanan sistolik atau 90 mmHg untuk tekanan diastolik. Hipertensi terkadang tidak menunjukkan gejala yang jelas sehingga seseorang harus memeriksakan tekanan darah secara berkala untuk mengetahui kondisi kesehatan mereka. Hipertensi dapat menimbulkan komplikasi serius jika tidak diobati dengan benar.
Pengertian Hipertensi Menurut WHO: Penyebab, Gejala dan Pengobatan
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah kondisi medis yang terjadi ketika tekanan darah di arteri Anda secara konsisten meningkat. Hipertensi adalah salah satu kondisi medis yang paling umum dan dapat terjadi pada orang dari segala usia.
Penting bagi kita untuk mengerti apa yang dimaksud dengan hipertensi menurut WHO. Dalam artikel ini, kita akan membahas dengan rinci tentang pengertian hipertensi, apa saja penyebab, gejala, serta pengobatannya.
1. Pengertian hipertensi
WHO atau World Health Organization mendefinisikan hipertensi sebagai kondisi medis di mana tekanan darah seseorang adalah 140/90 mmHg atau lebih tinggi. Teakan darah mengukur kekuatan yang dihasilkan oleh darah yang dipompa oleh jantung dan didistribusikan ke seluruh tubuh melalui arteri.
2. Tingkatan hipertensi
Berdasarkan tekanan darah yang dihasilkan, hipertensi dibagi menjadi dua tingkatan, yaitu hipertensi ringan dan hipertensi berat. Hipertensi ringan terjadi ketika tekanan darah seseorang antara 140/90 mmHg hingga 159/99 mmHg. Sementara hipertensi berat terjadi ketika tekanan darah seseorang mencapai angka 160/100 mmHg atau lebih tinggi.
3. Penyebab hipertensi
Hipertensi sering disebabkan oleh pola hidup yang buruk, seperti kebiasaan merokok, kurangnya aktivitas olahraga, dan gaya makan yang tidak sehat. Faktor genetik, kadar kolesterol tinggi, serta kondisi medis seperti penyakit ginjal, diabetes, dan obesitas dapat meningkatkan risiko hipertensi.
4. Gejala hipertensi
Banyak orang tidak memiliki gejala apapun ketika tekanan darah mereka tinggi, sehingga hipertensi sering disebut sebagai “pembunuh diam-diam”. Namun, beberapa gejala hipertensi yang umum meliputi sakit kepala, mual, suara berdengung di telinga, detak jantung yang cepat, dan pandangan yang kabur.
5. Diagnosis hipertensi
Diagnosis hipertensi biasanya dilakukan oleh dokter atau profesional kesehatan dengan melakukan pengukuran tekanan darah di kantor dokter atau klinik kesehatan. Sebelum melakukan pengukuran, dokter akan meminta pasien untuk duduk tenang selama beberapa menit.
6. Komplikasi dari hipertensi
Jika hipertensi tidak diobati, kondisi ini dapat menyebabkan komplikasi serius seperti stroke, serangan jantung, gagal ginjal, dan kerusakan serius pada organ tubuh lainnya. Oleh karena itu, penting bagi penderita hipertensi untuk mengikuti pengobatan dan perubahan gaya hidup yang sehat.
7. Pengobatan hipertensi
Pengobatan hipertensi tergantung pada tingkat keparahan dan penyebabnya. Pengobatan yang biasa dilakukan termasuk perubahan gaya hidup yang sehat, seperti berhenti merokok, berolahraga secara teratur, dan menjaga berat badan yang sehat. Untuk kasus yang lebih berat, dokter dapat meresepkan obat-obatan hipertensi.
8. Pencegahan hipertensi
Saat ini, tidak ada cara pasti untuk mencegah hipertensi. Namun, dengan melakukan perubahan gaya hidup yang sehat seperti berhenti merokok, menjaga berat badan yang sehat, dan berolahraga secara teratur dapat mengurangi risiko hipertensi.
9. Menjaga tekanan darah sehat
Untuk menjaga tekanan darah sehat, penting untuk mengatur pandangan hidup yang sehat dan mengambil langkah-langkah positif untuk mengontrol tekanan darah. Beberapa langkah praktis yang dapat dicoba termasuk menjaga berat badan yang sehat, makan diet yang sehat, berolahraga secara teratur, dan menghindari konsumsi alkohol.
10. Kesimpulan
Dalam pengertian hipertensi menurut WHO, hipertensi adalah kondisi medis serius yang membutuhkan perhatian dan pengobatan yang tepat. Dengan memahami penyebab, gejala, pengobatan, dan pencegahan hipertensi, kita dapat mengambil langkah-langkah positif untuk menjaga tekanan darah sehat dan mengurangi risiko hipertensi serta komplikasi serius yang dapat ditimbulkannya.
Gejala Hipertensi Menurut WHO
Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan kondisi medis yang bisa memengaruhi orang dewasa maupun anak-anak. Kondisi ini bisa menjadi masalah kesehatan serius dan memicu terjadinya berbagai komplikasi, jika tidak diobati dengan baik. Berdasarkan definisi dari WHO, hipertensi ditentukan dengan tekanan sistolik ≥ 140 mmHg dan atau tekanan diastolik ≥ 90 mmHg. Namun, bagaimana mengetahui gejala hipertensi? Berikut adalah beberapa gejala yang biasanya muncul pada penderita hipertensi menurut WHO.
1. Sakit kepala
Sakit kepala menjadi gejala yang umum pada penderita hipertensi. Kondisi ini disebabkan oleh tekanan darah yang tinggi di pembuluh darah di kepala. Sakit kepala biasanya terjadi di pagi hari dan semakin parah saat kegiatan fisik atau tekanan emosi meningkat.
2. Penglihatan kabur
Penderita hipertensi cenderung mengalami penglihatan kabur atau buram. Hal ini disebabkan oleh kerusakan pada saraf optik dan serabut syaraf di mata, akibat tekanan darah yang tinggi. Hal ini bisa menyebabkan penderita merasa sulit melihat objek yang jauh atau dekat.
3. Nyeri dada
Tekanan darah tinggi juga bisa memicu terjadinya nyeri dada. Kondisi ini terjadi akibat peningkatan tekanan pada dinding arteri koroner yang memasok darah ke jantung. Nyeri dada pada penderita hipertensi biasanya terjadi saat melakukan aktivitas fisik atau mengalami stres.
4. Sesak napas
Sesak napas juga menjadi gejala yang umum pada penderita hipertensi. Hal ini terjadi akibat peningkatan tekanan darah yang menyebabkan jantung mengalami kesulitan memompa darah ke seluruh tubuh termasuk ke paru-paru. Penderita akan merasa sulit bernapas dan mengalami sesak napas.
5. Pusing
Pusing menjadi gejala yang umum pada penderita hipertensi. Hal ini disebabkan oleh peningkatan tekanan darah yang menyebabkan pembuluh darah di otak membengkak. Kondisi ini akan menimbulkan rasa pusing bahkan hingga rasa mual.
6. Kelelahan
Kelelahan yang berlebihan juga bisa menjadi gejala hipertensi. Penderita hipertensi akan merasa kelelahan atau lemah karena jantung bekerja keras memompa darah ke seluruh tubuh, sehingga membuat tubuh kekurangan energi.
7. Mual atau muntah
Hipertensi juga dapat menyebabkan mual atau muntah. Besar kemungkinan gejala ini disebabkan oleh kondisi yang tidak stabil. Gejala ini bisa terjadi secara tiba-tiba setelah stres, aktivitas fisik, atau bahkan waktu istirahat.
8. Nyeri kepala belakang
Nyeri kepala yang terasa di belakang kepalan adalah gejala yang biasanya juga muncul pada penderita hipertensi. Hal ini terjadi akibat peningkatan tekanan darah pada otak bagian belakang.
9. Kesulitan tidur atau insomnia
Penderita hipertensi biasanya mengalami kesulitan tidur atau insomnia. Hal ini bisa terjadi karena aktivitas otak yang terus terangsang akibat stres atau kecemasan yang mempengaruhi aktivitas tidur.
10. Gelisah atau cemas
Gelisah atau cemas adalah gejala yang juga biasa dialami oleh penderita hipertensi. Kondisi ini disebabkan oleh ketidaknyamanan yang dialami akibat tekanan darah yang tinggi dan risiko komplikasi yang mungkin terjadi. Hal ini bisa mempengaruhi aktivitas sehari-hari dan mengganggu produktivitas.
Itulah 10 gejala hipertensi menurut WHO. Meskipun beberapa gejala di atas termasuk umum dan tidak selalu berarti hipertensi, namun jika terjadi secara bersamaan, segera hubungi dokter untuk melakukan diagnosis dan pengobatan yang tepat. Penting untuk menjaga pola hidup sehat dan selalu memeriksakan tekanan darah secara teratur untuk menghindari risiko hipertensi dan komplikasi yang bisa dialami.
Penyebab Hipertensi Menurut WHO
Hipertensi atau tekanan darah tinggi bisa disebabkan oleh berbagai faktor. Menurut World Health Organization (WHO), ada beberapa penyebab utama hipertensi yang perlu diperhatikan. Berikut ini adalah beberapa fakta tentang penyebab hipertensi menurut WHO.
1. Faktor Genetik dan Keturunan
Hipertensi memiliki faktor risiko yang erat kaitannya dengan faktor genetik dan keturunan. Jika salah satu atau kedua orang tua Anda memiliki riwayat hipertensi, Anda berisiko lebih tinggi terkena hipertensi juga. Selain itu, ras juga dapat memainkan peran penting dalam peningkatan risiko hipertensi.
Meskipun faktor genetik tidak dapat diubah, tetapi dengan mengambil langkah-langkah pencegahan tepat, pola hidup yang sehat, dan perawatan medis yang diperlukan, seseorang yang memiliki riwayat keluarga hipertensi dapat mengurangi risiko terkena hipertensi.
2. Gaya Hidup yang Tidak Sehat
Gaya hidup yang tidak sehat, seperti merokok, konsumsi alkohol berlebihan, obesitas, dan kurangnya aktivitas fisik dapat meningkatkan risiko hipertensi. Merokok dan konsumsi alkohol berlebihan dapat meningkatkan tekanan darah secara signifikan.
Obesitas juga merupakan faktor risiko hipertensi yang cukup signifikan. Kondisi ini dapat menyebabkan efek samping pada tubuh seperti peningkatan kadar kolesterol, peradangan sistemik, dan kerusakan pembuluh darah. Oleh karena itu, mengurangi berat badan, mengubah pola makan menjadi lebih sehat, serta meningkatkan aktivitas fisik bisa membantu mengurangi risiko hipertensi.
3. Tingkat Stres yang Tinggi
Stres juga dapat memengaruhi tekanan darah seseorang. Ketika seseorang mengalami stres, tubuh akan melepaskan zat kimia tertentu yang dapat meningkatkan tekanan darah. Jika stres terjadi dalam jangka panjang dan berulang kali, hal ini bisa meningkatkan risiko terkena hipertensi.
Mengelola stres merupakan cara efektif dalam mengurangi risiko hipertensi. Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi stres antara lain dengan meditasi, yoga, dan teknik relaksasi lainnya.
4. Nutrisi dan Pola Makan yang Buruk
Pola makan yang buruk, seperti konsumsi makanan yang tinggi garam atau lemak, juga dapat meningkatkan risiko hipertensi. Jenis makanan yang banyak mengandung garam – seperti makanan yang diasinkan dan makanan cepat saji – dapat meningkatkan tekanan darah secara signifikan.
Mengonsumsi makanan sehat dan seimbang sangat penting untuk mencegah hipertensi. Konsumsi buah, sayuran, biji-bijian, dan protein nabati dapat membantu menjaga kesehatan jantung dan mengurangi risiko hipertensi.
5. Penyakit Kronis Lainnya
Penyakit kronis lainnya, seperti diabetes dan penyakit ginjal, dapat meningkatkan risiko hipertensi. Diabetes dapat menyebabkan kerusakan pembuluh darah dan ginjal, yang memicu kenaikan tekanan darah. Oleh karena itu, penting untuk menjaga kondisi kesehatan secara keseluruhan dan mendapatkan perawatan medis yang diperlukan jika memiliki penyakit kronis.
Tabel di bawah ini adalah ringkasan penyebab hipertensi menurut WHO.
No. | Penyebab |
---|---|
1 | Faktor Genetik dan Keturunan |
2 | Gaya Hidup yang Tidak Sehat |
3 | Tingkat Stres yang Tinggi |
4 | Nutrisi dan Pola Makan yang Buruk |
5 | Penyakit Kronis Lainnya |
Dengan mengetahui penyebab hipertensi menurut WHO, kita dapat mengambil langkah-langkah yang tepat dalam mencegah atau mengontrol kondisi tersebut. Menerapkan pola hidup sehat dan melakukan perawatan medis yang tepat dapat membantu menjaga tekanan darah Anda tetap stabil dan sehat.
Terima Kasih Telah Membaca
Semoga dengan artikel ini kamu menjadi lebih paham tentang hipertensi menurut WHO. Jangan lupa, selalu cek tekanan darah kamu secara teratur dan pantau gaya hidup sehat agar terhindar dari penyakit ini. Jangan lupa juga untuk kunjungi kami lagi untuk baca artikel-info menarik lainnya, ya! Sampai jumpa di kesempatan berikutnya!