Design thinking merupakan proses pemecahan masalah yang dapat membantu kamu menghasilkan solusi yang inovatif dan kreatif ketika menghadapi suatu permasalahan. Melalui design thinking, kamu akan belajar untuk berpikir out of the box dan memperhatikan kebutuhan dan keinginan pengguna sebagai fokus utama dalam menciptakan solusi yang efektif. Metode ini cocok digunakan oleh mereka yang ingin berkreasi dengan cara yang lebih berbeda dan bukan hanya mengandalkan cara konvensional dalam menyelesaikan suatu masalah. Yuk, ketahui lebih jelas pengertian design thinking dan manfaatnya dalam artikel ini!
Apa Itu Design Thinking?
Design thinking adalah pendekatan kreatif dan inovatif untuk memecahkan masalah yang muncul dalam desain, bisnis, dan bahkan kehidupan sehari-hari. Metodologi ini difokuskan pada pengalaman pengguna akhir dan bagaimana kita bisa menciptakan solusi yang inovatif dan berpusat pada manusia.
Sejarah Design Thinking
Desain thinking pertama kali populer pada tahun 1960-an. Namun, desain thinking menjadi semakin terkenal pada tahun 1990-an ketika perusahaan-perusahaan seperti Apple, IBM, dan Procter & Gamble mulai menggunakan metode ini untuk menciptakan produk-produk yang lebih kreatif dan inovatif.
5 Fase Design Thinking
Desain thinking melibatkan 5 fase yang saling terkait: Empathize, Define, Ideate, Prototype, dan Test. Tahap ini membantu tim desain untuk memahami masalah, mengumpulkan input dari pengguna akhir, dan membuat solusi inovatif.
Pentingnya Design Thinking
Design thinking merupakan pendekatan yang intuitif dan langsung berbicara dengan kebutuhan pengguna. Banyak perusahaan kelas dunia seperti Apple, Coca-Cola, dan Google telah memasukkan pendekatan ini ke dalam proses bisnis mereka untuk menciptakan produk dan layanan yang lebih baik.
Dampak Design Thinking pada Bisnis
Design thinking membantu perusahaan mengurangi biaya dan waktu yang diperlukan untuk mengembangkan produk baru. Hal ini juga membantu meningkatkan kinerja finansial dan merek perusahaan.
Tantangan Design Thinking
Desain thinking bukanlah pendekatan yang mudah diterapkan di seluruh organisasi. Masalah komunikasi, waktu, dan komitmen mungkin muncul dalam penerapannya.
Kelebihan dan Kekurangan Design Thinking
Adapun kelebihan dari desain thinking adalah membuat solusi yang lebih baik berdasarkan kebutuhan pengguna akhir. Namun, ada juga kekurangan seperti sulitnya mengukur keberhasilannya serta kompleksitas penerapannya.
Contoh Design Thinking dalam Kehidupan Sehari-hari
Desain thinking dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari seperti melakukan renovasi rumah atau membeli mobil. Metode ini membantu kita memahami masalah yang dimiliki dan menemukan solusi yang kreatif dan inovatif.
Desain Thinking vs Design Approach
Meskipun kedua metode ini serupa, desain thinking lebih terfokus pada pengguna akhir dan kreatifitas, sedangkan pendekatan desain lebih terfokus pada fungsi dan estetika.
Belajar Desain Thinking di Indonesia
Banyak institusi dan pelatihan yang menawarkan kursus desain thinking di Indonesia. Anda bisa mengikuti kursus online maupun offline untuk mempelajari lebih lanjut tentang metode inovatif ini yang semakin banyak digunakan dalam bisnis dan desain.
Langkah-langkah Design Thinking
Design thinking pada dasarnya adalah sebuah proses inovasi yang melibatkan pemahaman, pengamatan, serta pemecahan masalah yang berlandaskan pada kebutuhan pengguna. Berikut ini adalah beberapa langkah-langkah dalam proses design thinking:
1. Empati
Langkah pertama dalam design thinking adalah dengan memahami kebutuhan pengguna. Melalui tahap empati ini, tim desain harus dapat memasuki dunia pengguna dan melihat masalah dari perspektif yang berbeda. Dalam tahap ini, tim desain akan mengamati pengguna dalam kegiatan sehari-hari mereka dan mendapatkan wawasan yang lebih baik tentang kebutuhan dan keinginan mereka.
2. Definisi
Setelah memahami pengguna, langkah selanjutnya adalah untuk mengidentifikasi masalah yang perlu dipecahkan dan menentukan tujuan dari proses inovasi ini. Dalam tahap ini, tim desain akan secara kritis menganalisis data dan informasi mengenai pengguna dan masalah yang dihadapi.
3. Ideasi
Tahap ideasi melibatkan brainstorming untuk menghasilkan gagasan-gagasan baru yang dapat membantu memecahkan masalah. Dalam tahap ini, semuanya diijinkan dan tidak ada yang dilarang. Tim desain dapat menggunakan teknik-teknik seperti mind mapping, SCAMPER dan 6-3-5 brainwriting untuk menghasilkan gagasan.
4. Prototyping
Setelah memiliki gagasan yang cukup, tim desain akan mulai merancang prototipe yang akan diuji oleh pengguna. Prototipe ini biasanya berbentuk model yang sederhana dan dapat berupa mockup, storyboard, atau gambar sketsa.
5. Pengujian
Tahap berikutnya adalah pengujian prototipe dengan pengguna. Melalui pengujian ini, tim desain akan mendapatkan umpan balik dari pengguna untuk meningkatkan dan mengembangkan prototipe mereka.
6. Implementasi
Setelah dirasa sudah siap, ide kemudian akan diimplementasikan pada produk atau layanan yang sesuai dengan kebutuhan pengguna. Tim desain harus memastikan bahwa implementasi mereka sesuai dengan tujuan awal dan memberikan nilai tambah pada pengguna.
7. Evaluasi
Tahap akhir dari proses design thinking adalah evaluasi. Dalam tahap ini, tim desain akan mengevaluasi hasil akhir dari proses inovasi mereka dan membuat catatan tentang kesuksesan dan kegagalan yang mereka alami. Evaluasi ini dapat membantu tim desain untuk belajar dari pengalaman mereka dan memperbaiki proses di masa depan.
8. Dampak
Dalam proses design thinking, hasil akhir yang diinginkan adalah menciptakan produk atau jasa yang dapat memberikan dampak positif pada kehidupan pengguna. Dengan cara ini, desain dapat membantu meningkatkan kualitas hidup dan memperbaiki dunia sekitar kita.
9. Kolaborasi
Design thinking merupakan salah satu proses yang erat kaitannya dengan kolaborasi tim. Kolaborasi seperti ini akan memungkinkan berbagai macam perspektif dan ide untuk disatukan dan mencari solusi inovatif terbaik.
10. Pengulangan
Proses design thinking tak selalu mulus dan pasti diharapkan ada perbaikan yang terus dilakukan untuk menghasilkan produk terbaik. Pengulangan merupakan hal yang wajar untuk melakukan perbaikan dan terus mengembangkan solusi inovatif baru. Dalam proses design thinking pengulangan merupakan suatu hal yang sangat penting untuk mencapai hasil yang maksimal.
Langkah-langkah Proses Design Thinking
Design Thinking adalah suatu metode yang hanya bisa dikuasai dengan cara melakukannya, bukan hanya sekedar dipelajari. Melalui langkah-langkah prosesnya, design thinking akan membantu kita untuk menyelesaikan masalah dan mencapai tujuan yang diinginkan. Berikut adalah langkah-langkah proses design thinking yang dapat diikuti:
1. Empathize – Eksplorasi Masalah
Langkah pertama dari proses design thinking adalah mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya tentang user yang akan menggunakan produk atau layanan tersebut, serta masalah apa yang dihadapi. Proses ini disebut dengan empathize. Kita perlu memahami langsung dari pengguna apa yang mereka rasakan dan fokus pada empati. Hal ini dilakukan dengan melakukan wawancara, observasi atau melakukan survey. Hasil dari tahap ini diharapkan akan menopang langkah selanjutnya.
2. Define – Identifikasi Masalah
Setelah kita mengumpulkan informasi dari pengguna, kita dapat memulai langkah design thinking dengan mengidentifikasi masalah yang dihadapi dan menempatkannya pada sebuah pernyataan “How Might We” (HMW). Pernyataan HMW ini adalah tentang problem atau kebutuhan yang ingin diselesaikan oleh produk atau layanan kita. Melalui proses define, kita dapat memfilter informasi untuk dijadikan feedback bagi pemangku kepentingan. Hal ini juga guna memperluas pemahaman pada pengguna dan menjelaskan secara jelas masalah yang ingin dipecahkan.
Berikut contoh dari pernyataan HMW pada layanan pembayaran digital: “How might we memudahkan pengguna dalam melakukan transfer uang tanpa perlu mengetik nomer rekening?”.
3. Ideate – Generate Ide
Setelah kita melakukan “define”, tim dapat mulai melakukan brainstorming dan menghasilkan ide kreatif. Seluruh tim harus memberikan ide tanpa adanya penghakiman terhadap ide tersebut, namun harus fokus pada kelayakan dari ide tersebut pada permasalahan pengguna. Tahap ini dilakukan dalam jangka waktu singkat untuk memaksimalkan hasil ide yang dihasilkan.
Setelah timpun selesai melakukan ideate, maka hasil yang dihadirkan biasanya berupa daftar atau daur yang berisi sekumpulan ide-ide kreatif dari seluruh anggota yang ada.
4. Prototype – Aplikasi Ide
Dalam tahap ini, kita coba mempertajam ide yang telah dihasilkan dengan membuat prototipe dari produk atau layanan yang akan dibuat. Tahap ini bertujuan untuk mengetahui feedback dan menemukan kelemahan-kelemahan dari prototipe yang dibuat.
Tahap prototype dilakukan untuk menguji keaslian produk atau layanan, sekaligus meminimalkan resiko kerugian. Prototipe yang dihasilkan dapat berupa sketsa, mockup atau bentuk sementara dari produk yang diinginkan.
5. Test – Evaluasi Prototipe
Setelah berhasil membuat sebuah prototipe, Anda pun dapat melihat feedback dari pengguna. Tes prototipe Anda dengan mengambil feedback dari pengguna untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan produk atau layanan Anda.
Pada tahap ini, kecepatan pengujian pun sangat diperlukan mengingat sangat penting bagi pengguna untuk segera memperoleh produk atau layanan yang sesuai dengan kebutuhan dan masalah yang dihadapi. Oleh karenanya, tim perlu memprioritaskan feedback yang diterima dari pengguna sehingga formasi tim bisa lebih fokus dan efektif.
Adapun beberapa penilaian terhadap hasil tes yang bisa dilakukan adalah efektivitas penggunaan dan reaksi pengguna terhadap interaksi yang ada pada produk atau layanan.
Langkah | Kegiatan |
---|---|
Empathize | Memahami masalah pengguna dengan cara wawancara, observasi, dan survey |
Define | Menempatkan keluhan pengguna dalam suatu permasalahan yang ingin diselesaikan. Melakukan filter terhadap informasi untuk dijadikan feedback bagi pemangku kepentingan. Mengidentifikasi pernyataan How Might We |
Ideate | Mencetuskan ide yang berkaitan dengan permasalahan pengguna yang telah diidentikasi pada tahap “Define”. Tahap ini dijalankan secara bersama oleh seluruh tim tanpa adanya judgement atau pembatasan pada ide yang dihasilkan. |
Prototype | Membuat model sementara dari produk atau layanan yang akan dibuat sehingga bisa dilakukan testing langsung oleh pengguna. Tahap ini dilakukan untuk menemukan kelemahan-kelemahan dari prototipe yang dibuat. |
Test | Mengambil feedback dari pengguna untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan produk atau layanan yang telah diuji dengan model sementara pada tahap “Prototype.” |
Sampai Jumpa Lagi
Itulah pengertian umum tentang design thinking dan cara kerjanya. Semoga artikel ini bermanfaat bagi anda yang sedang mencari informasi mengenai design thinking. Terima kasih sudah membaca dan jangan lupa untuk berkunjung lagi di website kami untuk mendapatkan bacaan menarik seputar desain dan teknologi. Sampai jumpa lagi!