Pengertian bullying adalah bentuk kekerasan yang sering terjadi di kalangan anak muda dan remaja. Tindakan bullying ini bisa berupa fisik, verbal, atau psikologis yang dilakukan oleh pelaku terhadap korban secara kronis dan berulang-ulang. Gaya hidup sosial yang semakin modern dan teknologi yang semakin maju di era digital, berpotensi meningkatkan jumlah kasus perundungan di masyarakat. Hal ini tentunya perlu diwaspadai, dalam rangka melindungi para generasi muda dari efek negatif dan menumbuhkan rasa empati di antara para pelaku bullying dan korban.
PENGERTIAN BULLYING: MENGAPA FENOMENA INI DAPAT TERJADI
Bullying atau sering dikenal dalam bahasa Indonesia dengan istilah perundungan, merupakan sebuah fenomena yang sering terjadi pada anak-anak dan remaja di sekolah-sekolah maupun lingkungan sosial lainnya. Bullying dapat diartikan sebagai tindakan yang dilakukan oleh sekelompok orang atau individu tertentu yang bertujuan mengekspresikan kekuasaannya terhadap orang lain yang lebih lemah atau rentan.
Banyak orang yang berpendapat bahwa bullying merupakan hal yang sepele dan biasa terjadi pada masa kanak-kanak. Namun, tindakan tersebut sebenarnya sangat merugikan korban dan dapat berdampak buruk secara psikologis maupun fisik. Apalagi, dengan adanya teknologi dan media sosial, bullyng dapat semakin mudah terjadi dan berdampak pada banyak orang.
Ada beberapa alasan mengapa bullying dapat terjadi. Berikut ini adalah beberapa subtopik detail mengenai pengertian bullying dan alasan terjadinya fenomena tersebut:
1. Kurangnya Pendidikan dan Kesadaran tentang Bullying
Kurangnya pendidikan dan kesadaran mengenai apa itu bullying serta dampak yang ditimbulkan dari tindakan tersebut dapat menjadi alasan mengapa fenomena ini masih sering terjadi di masyarakat. Hal ini dapat terjadi karena banyak orang yang menganggap bahwa bullying merupakan hal biasa, padahal tindakan tersebut sangat merugikan korban.
2. Kebutuhan Akan Kekuasaan dan Dominasi
Banyak orang yang melakukan bullying merasa senang karena mereka dapat mengekspressikan kekuatan serta dominasinya terhadap orang lain. Kebutuhan ini biasanya muncul karena faktor psikologis serta lingkungan sosial yang mengarahkan mereka untuk menjadi orang yang agresif dan suka memperlihatkan kekuasaan.
3. Rasa Tidak Puas Diri
Banyak orang yang melakukan bullying merasa tidak puas dengan dirinya dan merasa perlu untuk mengambil tindakan agresif untuk menunjukkan kekuatan dan meraih perhatian orang lain. Rasa tidak puas diri dan kurangnya kepercayaan diri seringkali menjadi pemicu terjadinya tindakan bullying.
4. Faktor Keluarga
Faktor keluarga, seperti kekerasan dalam keluarga, ketidakharmonisan hubungan antara orang tua dan anak, dan lingkungan keluarga yang kurang terbuka dan dukungan, dapat memengaruhi perilaku anak terhadap orang lain. Anak yang tumbuh dalam keluarga yang kurang harmonis dan banyak konflik seringkali memiliki risiko lebih besar untuk melakukan tindakan bullying.
5. Rasa Kebencian
Banyak orang yang melakukan tindakan bullying merasa benci terhadap orang yang mereka bully. Keadaan ini bisa muncul karena adanya perbedaan antara orang yang bully dengan korban dalam hal aspek seperti usia, jenis kelamin, agama, ras, dan lainnya.
6. Kurangnya Pengawasan
Kurangnya pengawasan oleh pihak sekolah atau orang tua juga bisa menjadi penyebab terjadinya bullying. Banyak tindakan bullying terjadi di tempat-tempat yang seharusnya dipantau dengan ketat seperti di sekolah atau tempat penitipan anak.
7. Teknologi dan Media Sosial
Teknologi dan media sosial membuat bullying semakin mudah terjadi. Banyak tindakan bullyng yang dilakukan melalui media sosial seperti Facebook, Twitter, dan Instagram. Hal ini membuat tindaka bullying menjadi lebih mudah dilakukan karena korban bisa diintimidasi bahkan tanpa harus berhadapan langsung dengan pelaku bullying.
8. Intimidasi
Intimidasi atau mengancam juga bisa menjadi alasan mengapa fenomena bullying masih terjadi. Banyak orang yang melakukan intimidasi merasa kuat dan berkuasa karena mereka bisa membuat orang lain merasa takut dan akrab dengan apa yang mereka inginkan.
9. Diskriminasi dan Prejudice
Faktor diskriminasi dan prejudice juga sering menjadi pemicu bagi terjadinya tindakan bullying. Terutama dalam hal ini adalah terjadi bullying terhadap anak yang berbeda agama atau ras, orang yang memiliki orientasi seksual yang berbeda-beda, orang yang berkebutuhan khusus, dan lain-lain.
10. Kurangnya Perhatian pada Isu Bullying
Kurangnya perhatian pada isu bullying bahwa dampak negatifnya dapat memperburuk situasi. Banyak orang yang meremehkan dampak Psikologis dan fisik dari bullying, padahal tindakan tersebut dapat membuat korban mengalami trauma seumur hidup. Oleh karena itulah, penting untuk membicarakan dan mengatasi isu bullying secara serius.
Definisi Bullying
Bullying adalah sebuah fenomena sosial yang memberikan pengalaman traumatis pada korban. Hal ini terjadi ketika seseorang terus-menerus mengejek, memfitnah, mengintimidasi, atau bahkan melakukan tindakan fisik pada individu yang lebih lemah darinya. Bullying ini juga bisa terjadi di berbagai lingkungan, seperti di sekolah, di tempat kerja, dan bahkan di media sosial.
Berikut adalah beberapa sub-topik yang akan dibahas lebih lanjut mengenai definisi bullying:
1. Mengenal Istilah Bullying
Istilah bullying mungkin sudah tak asing lagi di telinga banyak orang, namun tidak selalu semua orang memahami arti sebenarnya. Secara sederhana, bullying adalah tindakan agresif dan merugikan yang dilakukan berulang-ulang oleh satu atau lebih orang terhadap individu yang lebih lemah.
2. Pengertian Bullying dari Sudut Pandang Psikologis
Sudut pandang psikologis dapat menjelaskan pengertian bullying sebagai tindakan penyimpangan perilaku sehingga membutuhkan penanganan yang tepat agar tidak berdampak buruk pada kesehatan mental korban maupun pelakunya.
3. Bentuk-Bentuk Bullying yang Perlu Diketahui
Bullying dapat terjadi dalam berbagai bentuk, seperti verbal, fisik, dan psikologis. Selain itu, bullying juga bisa terjadi secara online melalui media sosial dan pesan teks.
4. Mengapa Bullying Sering Terjadi pada Anak Sekolah?
Bullying sering terjadi pada anak sekolah karena belum mempunyai kemampuan untuk mengatasi persoalan sosial dan emosional. Selain itu, pada usia tersebut, anak cenderung mencari identitas sosial dan mengalami tekanan untuk terlihat baik di mata teman sebaya.
5. Dampak Bullying bagi Korban
Bullying dapat memberikan dampak yang signifikan pada korban, seperti depresi, kecemasan, dan bahkan gangguan makan. Selain itu, korban bullying juga dapat mengalami kesulitan dalam berkonsentrasi dan menjalin hubungan sosial.
6. Pengaruh Bullying terhadap Perkembangan Anak
Bullying dapat mempengaruhi perkembangan anakanak, terutama di bidang sosial dan emosional. Anak korban bullying mungkin akan menaruh ketakutan, kebencian atau bahkan keputusasaan dalam hati yang pada akhirnya memmpengaruhi harga diri yang ia miliki.
7. Siapa yang Berpeluang untuk Menjadi Korban Bullying?
Beberapa faktor dapat memperbesar risiko seseorang menjadi korban bullying, seperti perbedaan fisik, agama, suku, atau pandangan politik. Korban juga cenderung lebih rentan jika mereka kurang kuat dalam mengatasi konflik, atau menjadi introvert.
8. Kaitan Antara Bullying dengan Kekerasan Dalam Rumah Tangga
Bullying dapat menjadi pemicu terjadinya kekerasan dalam rumah tangga di masa depan. Korban bullying yang tidak mendapatkan perlindungan yang memadai dari lingkungan dapat menjadi korban tindak kekerasan oleh pasangan/ keluarga di masa depan.
9. Peranan Penting Keluarga dalam Pencegahan Bullying
Keluarga memegang peranan penting dalam meminimalisir resiko korban bullying. Lingkungan keluarga yang bisa memberikan pertumbuhan dan perkembangan yang positif dapat membentuk karakter dan sikap mental yang tangguh dan mandiri.
10. Langkah dalam Mengatasi dan Mencegah Terjadinya Bullying
Ada beberapa langkah yang perlu dilakukan untuk mengatasi dan mencegah terjadinya bullying, diantaranya adalah melibatkan anak dalam kegiatan sosial, gemar membaca agar terus meningkatkan kemampuan interpersonal. Selain itu, peran orang tua dan guru juga sangat penting dalam mendidik anak agar memandang bullying sebagai suatu masalah yang harus dihindari dan dihentikan.
Gejala Bullying
Bullying bisa terjadi dimana saja dan kapan saja, baik di sekolah, di lingkungan kerja, maupun di lingkungan sosial lainnya. Orang yang melakukan bullying biasanya selalu membully orang yang lebih lemah dari dirinya, dan dapat dilakukan secara fisik mau pun verbal.
Berikut ini adalah beberapa gejala umum yang mungkin dialami oleh korban bullying:
- Terdapat tanda-tanda kekerasan fisik pada tubuh: seperti memar, luka, ataupun kerusakan pakaian. Hal ini terjadi pada korban bullying yang seringkali mengalami kekerasan fisik dari pelaku bullying.
- Merasa takut atau cemas: korban bullying sering merasa takut atau merasa tidak aman di lingkungan sekolah atau tempat kerja karena pelecehan yang mereka terima.
- Terlihat sering marah, bermuram durja atau menjauh dari lingkungan sekitar: hal ini bisa terjadi pada korban yang tidak bisa mengatasi stress yang dihasilkan dari pelecehan yang mereka alami.
- Perubahan dalam perilaku: korban bullying bisa mengubah perilaku mereka menjadi lebih tertutup atau menjadi lebih agresif terhadap orang lain.
- Mulai menarik diri dari teman sebaya: korban bullying cenderung menghindari teman sebaya mereka dan merasa lebih suka berada sendiri untuk menghindari pelecehan dari pelaku bullying.
Selain itu, korban bullying juga bisa mengalami masalah kesehatan mental seperti depresi, perasaan rendah diri dan gangguan makan. Jika kamu mengalami gejala seperti di atas atau melihat temanmu mengalami gejala tersebut, segeralah bicarakan hal ini kepada keluarga, guru ataupun profesional lainnya untuk mendapatkan bantuan.
Terakhir, perlu diingat bahwa kita semua memiliki peran untuk mencegah terjadinya bullying dan melindungi korban. Jangan ragu untuk melaporkan bullying yang kamu lihat atau alami dan selalu ingat untuk berdiri di samping korban bullying.
Statistik Bullying | |
---|---|
Jenis Bullying | Presentase Korban |
Verbal | 57% |
Fisik | 27% |
Verbal dan Fisik | 16% |
Sumber: Situs Government of Western Australia, Department of Education.
Sampai Bertemu Lagi
Sekarang kamu sudah tahu tentang pengertian bullying dan bagaimana menanggulanginya. Ingatlah bahwa kita harus saling menjaga dan menghargai satu sama lain. Jika kamu merasa menjadi korban bullying atau melihat orang lain mengalami hal yang sama, segera laporkan kepada orang dewasa atau seseorang yang bisa dipercaya. Terima kasih sudah membaca artikel ini, jangan ragu untuk berkunjung lagi ke sini. Semoga kita semua terhindar dari tindakan bullying dan selalu menjaga lingkungan yang aman dan nyaman. Sampai bertemu lagi!